Di hari pertama karena masih baru Ia hanya sanggup menebang 100 pohon. Penghasilannya sedikit.
Setelah seminggu Ia jadi terampil dan berpengalaman sehingga bisa memotong 200 pohon sehari. Ia lebih semangat dan yakin penghasilannya bertambah terus, karena semakin berpengalaman.
Tapi setelah satu bulan Ia justru hanya mampu memetong 50 pohon sehari, padahal Ia sudah menambah pengalaman dan keterampilan. Kenapa???
Ternyata pemuda ini lupa mengasah kampaknya.
Ia hanya melakukan hal yang sama berulang-ulang, tanpa melihat aspek perubahan lainnya, yaitu ketajaman kampak yang menjadi tumpul.
Semakin lama Ia memang bisa bergerak lebih cepat, tapi Ia luput akan unsur lain yang harus diperhatikan. Itu yang terjadi jika pengalaman hanya sebuah pengulangan saja tanpa adanya pembelajaran.
Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola, seolah terkungkung dalam lingkaran yang sama. Sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu kehidupan ruhiyyah kita. Marilah kita istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru!
Semangat…..semangat…..semangat….
Sumber : No Excuse! (Isa Alamsyah)
0 comments:
Posting Komentar