BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Halaman

Rabu, 13 April 2011

100 Ekor Burung Pipit

Hans hanya bisa duduk termenung, disebuah ruangan yang serba putih, ia sedang menunggui istrinya yang menderita TBC, walau ia merasa bahwa tidak mudah untuk disembuhkan, tetapi dia tetap menjaganya dengan lembut, dan sepenuh hati.

“Istriku … Apakah kamu merasa lebih baik hari ini?" tanya Hans dengan penuh kasih sayang.

"Terima....kasih..atas...perhatianmu," istrinya berkata terengah-engah, dengan mimik sangat kesakitan.

Tak tahan melihat penderitaan istrinya, Hans meminta dokter terbaik dikota itu untuk mengobati istrinya. Lalu sang Dokter pun memeriksa istrinya dengan hati-hati dan menyuruh Hans untuk menunggu.

Setelah selesai, sang dokter kembali menemui hans, dan berkata, ”Ada satu cara untuk mengobatinya, karena penyakit istri anda memang cukup parah".

“Apa itu dokter?... katakanlah … saya akan lakukan apapun untuk kesembuhan istri saya“. Hans langsung memotong pembicaran dokter.

"Ambil seratus kepala burung pipit, dan buat mereka menjadi obat sesuai resep ini. Kemudian pada hari ketiga dan ketujuh makan otak burung pipit tersebut. Itu adalah caranya, Ini merupakan rahasia turun-temurun dari nenek moyangku, dan tidak pernah gagal. Tetapi ingat, kamu harus mempunyai seratus burung pipit, Kamu bahkan tidak boleh kekurangan satu pun juga". terang sang dokter.

Mendengar hal itu, tanpa pikir panjang Hans langsung pergi membeli seratus burung pipit. Karena saking banyaknya, burung-burung itu berdesakan dalam satu sangkar yang besar. Mereka menciap-ciap dan berlompatan sangat memilukan, sebab tempatnya terlalu sempit bagi mereka untuk menikmati diri mereka sendiri. Bahkan mungkin mereka tahu kalau mereka akan dibunuh.

Pemandangan seperti sontak membuat istrinya kaget dan berkata, "Apa yang kau lakukan pada burung-burung tersebut?"

“Sayang ini adalah resep spesial dokter, Kita akan membuat mereka menjadi obat dan kamu akan segera sembuh," suaminya dengan gembira menjawab.

“Tidak…, saya tidak mau… tolong jangan lakukan itu, Kamu tidak boleh mengambil seratus nyawa untuk menyelamatkan satu nyawa saya!. Saya lebih baik mati daripada membiarkan kamu membunuh semua burung pipit itu untukku!".

Mendengar pernyataan istrinya, Hans tidak tahu harus berbuat apa …

“Hans … Jika kamu benar-benar mencintai saya," istrinya melanjutkan,
"Lakukan sesuai permintaan saya, buka sangkarnya dan lepaskan semua burung pipit itu pergi. Lalu jika saya mati, maka saya akan meninggal dengan tentram".

Dengan berat hati … Hans mengambil sangkar itu dan dia bawa ke hutan, kemudian dia membebaskan semua seratus burung pipit itu. Mereka terbang ke dalam semak-semak dan pohon-pohon dan bernyanyi serta berciap-ciap, burung-burung itu terlihat dan bersuara seperti amat senang dan berterima kasih karena di bebaskan.

Dalam beberapa hari… sebuah keajaiban terjadi, istrinya dapat bangun dari ranjang, walaupun dia tidak minum obat apa pun. Teman-teman dan saudara-saudaranya berdatangan untuk menyelamatinya karena kesembuhannya yang cepat dan relatif singkat dari penyakit yang mengerikan itu. Semuanya sangat senang dan bahagia. Karena dia sembuh tapi tidak jadi membunuh.


*Ditulis ulang dari MP3 Audio Story Resonansi Jiwa

0 comments: