Tidur mendengkur tidak saja mengakibatkan turunnya kualitas tidur itu sendiri, tetapi juga bisa merusak kehidupan seks penderitanya. Pria yang tidur mendengkur menurunkan kadar testosteron, libido dan aktivitas seksual.
Demikian penelitian yang diterbitkan dalam The Journal Of Clinical Endrocrinology, belum lama ini. Peneliti yang dilakukan di Technion-Israel Institute of Technology di Haifa, Israel, menemukan, hampir setengah pria dalam penelitian mereka yang mengalami tidur mendengkur, ternyata menyimpan tingkat testosteron rendah yang tidak normal sepanjang malam.
"Selama beberapa tahun, kami melihat pasien dengan tidur tidak teratur sering mengeluhkan terjadinya penurunan libido. Tetapi kami tidak memiliki penjelasan atas fenomena itu sampai sekarang," ungkap ketua penelitian Peretz Lavie.
Penelitian sebelumnya melaporkan, tingkat testosteron pada pria dengan tidur mendengkur juga mengalami penurunan, meski masih dalam range yang normal.
Menurut penelitian itu, tidur mendengkur disebabkan ketidakmampuan seseorang untuk bernapas secara normal ketika ia tidur. Ini mempengaruhi 4 sampai 9 persen pria dewasa dan jutaan yang lain di Amerika termasuk anak-anak. Ini dapat menyebabkan kehilangan ingatan, pegal-pegal, berat badan bertambah, tekanan darah tinggi dan masalah kardiovaskular lainnya.
Penelitian serupa dilakukan Dr Janet Myers dari National Naval Medical Centre. Menurut Myers, tersumbatnya tingkat oksigen dalam aliran darah saat tidur mendengkur telah berdampak pada keinginan pria untuk melakukan hubungan seksual.
"Saat seseorang mendengkur, kondisi itu membuat otot-otot dalam mulut longgar dan menghalangi jalan masuk udara. Otot dada berusaha melawan rintangan dan ketika otak kekurangan oksigen, orang yang mendengkur akan terbangun dan bernafas secara normal untuk beberapa saat sebelum tertidur kembali. Kondisi yang terus berulang itu menyebabkan pria pendengkur mulai kehilangan nafsu seksualnya," ujar Myers.
Sebuah penelitian menunjukkan, pria mendengkur saat ini diduga populasinya mencapai 25 persen, sedangkan wanita mencapai 15 persen. Dalam kasus lebih serius mendengkur menjadi sebuah ancaman terhadap kesehatan seperti gejala apnoe, suatu kondisi yang menyebabkan orang berhenti bernapas.
"Mendengkur terjadi ketika udara tidak mengalir lancar melalui saluran udara atau ketika jaringan atau otot dalam saluran udara mengalami getaran. Selama tidur otot lidah, tenggorokan dan langit-langit mulut dalam keadaan relaks dan jaringan tenggorokan bergetar. Sempitnya aliran udara dan bergetarnya jaringan selama bernapas akan menimbulkan bunyi dengkuran. Semakin sempit aliran udara semakin besar dan keras getaran dan dengkuran yang ditimbulkan," ujarnya. Mendengkur dapat terjadi akibat faktor usia. Otot tenggorokan menjadi lebih lemah ketika beranjak tua karena kurang mendukung terhadap jaringan di sekitarnya. Mendekati umur 60 tahun, 40 persen wanita dan 60 persen pria terbiasa mendengkur. Disamping penyebab lain seperti kelebihan berat badan dan konsumsi alkohol dan obat-obatan.
Ada beberapa tingkatan mendengkur dari mulai ringan sampai berat, tingkatan ini secara tidak langsung dapat menunjukkan masalah kelainan tidur lebih serius yang menyebabkan penderita berhenti bernapas dalam beberapa detik dan dikaitkan dengan tekanan darah tinggi dan stroke.
Pengobatan melalui operasi dan non operasi dapat dilakukan untuk menyembuhkan kondisi ini. Pengobatan non operasi biasa dilakukan dengan memasukkan decongestan nasal secara oral atau digunakan sebagai obat tetes hidung untuk melicinkan tenggorokan.
Untuk menghentikan kebiasaan mendengkur, ada sejumlah cara alami yang bisa dilakukan.
Pertama, mengubah posisi tidur. Mendengkur terjadi ketika langit-langit, tekak, lidah, tonsil atau otot di belakang tenggorokan saling bersentuhan satu sama lain sehingga menimbulkan suara getar selama tidur. Bunyi dengkuran muncul ketika posisi tidur telentang sehingga lidah tertarik ke belakang dan aliran udara mengalami penyempitan. Karena itu, cobalah merubah posisi tidur menjadi menyebelah agar terhindar dari mendengkur.
Kedua adalah turunkan minimal 10 persen dari berat badan. Orang yang kelebihan berat badan emiliki jaringan leher yang tebal yang memungkinkan munculnya resiko mendengkur.
Ketiga, hindari alkohol dan obat penenang. Apapun jenis obat penenang seperti pil tidur atau alkohol dosis rendah dapat menjadi penyebab mendengkur karena kecenderungan menekan pernapasan.
Keempat adalah menghirup uap air sebelum tidur. Hidung tersumbat juga dapat menyebabkan mendengkur. Salah satu cara membebaskan hidup tersumbat adalah menghirup dalam-dalam uap air melalui hidup sebelum tidur atau meletakan handuk yang telah dicelupkan pada air hangat dan menghirup uapnya untuk menghilangkan lendir penyebab hidup tersumbat.
Kelima adalah cobalah obat semprot nasal. Penelitian menunjukkan obat nasal semprot dapat menyembuhkan penyumbatan sehingga dapat terhindar dari resiko mendengkur karena memungkinkan lubang hidung terbuka lebar. (Tri Wahyuni)
Sumber :
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=130198
Demikian penelitian yang diterbitkan dalam The Journal Of Clinical Endrocrinology, belum lama ini. Peneliti yang dilakukan di Technion-Israel Institute of Technology di Haifa, Israel, menemukan, hampir setengah pria dalam penelitian mereka yang mengalami tidur mendengkur, ternyata menyimpan tingkat testosteron rendah yang tidak normal sepanjang malam.
"Selama beberapa tahun, kami melihat pasien dengan tidur tidak teratur sering mengeluhkan terjadinya penurunan libido. Tetapi kami tidak memiliki penjelasan atas fenomena itu sampai sekarang," ungkap ketua penelitian Peretz Lavie.
Penelitian sebelumnya melaporkan, tingkat testosteron pada pria dengan tidur mendengkur juga mengalami penurunan, meski masih dalam range yang normal.
Menurut penelitian itu, tidur mendengkur disebabkan ketidakmampuan seseorang untuk bernapas secara normal ketika ia tidur. Ini mempengaruhi 4 sampai 9 persen pria dewasa dan jutaan yang lain di Amerika termasuk anak-anak. Ini dapat menyebabkan kehilangan ingatan, pegal-pegal, berat badan bertambah, tekanan darah tinggi dan masalah kardiovaskular lainnya.
Penelitian serupa dilakukan Dr Janet Myers dari National Naval Medical Centre. Menurut Myers, tersumbatnya tingkat oksigen dalam aliran darah saat tidur mendengkur telah berdampak pada keinginan pria untuk melakukan hubungan seksual.
"Saat seseorang mendengkur, kondisi itu membuat otot-otot dalam mulut longgar dan menghalangi jalan masuk udara. Otot dada berusaha melawan rintangan dan ketika otak kekurangan oksigen, orang yang mendengkur akan terbangun dan bernafas secara normal untuk beberapa saat sebelum tertidur kembali. Kondisi yang terus berulang itu menyebabkan pria pendengkur mulai kehilangan nafsu seksualnya," ujar Myers.
Sebuah penelitian menunjukkan, pria mendengkur saat ini diduga populasinya mencapai 25 persen, sedangkan wanita mencapai 15 persen. Dalam kasus lebih serius mendengkur menjadi sebuah ancaman terhadap kesehatan seperti gejala apnoe, suatu kondisi yang menyebabkan orang berhenti bernapas.
"Mendengkur terjadi ketika udara tidak mengalir lancar melalui saluran udara atau ketika jaringan atau otot dalam saluran udara mengalami getaran. Selama tidur otot lidah, tenggorokan dan langit-langit mulut dalam keadaan relaks dan jaringan tenggorokan bergetar. Sempitnya aliran udara dan bergetarnya jaringan selama bernapas akan menimbulkan bunyi dengkuran. Semakin sempit aliran udara semakin besar dan keras getaran dan dengkuran yang ditimbulkan," ujarnya. Mendengkur dapat terjadi akibat faktor usia. Otot tenggorokan menjadi lebih lemah ketika beranjak tua karena kurang mendukung terhadap jaringan di sekitarnya. Mendekati umur 60 tahun, 40 persen wanita dan 60 persen pria terbiasa mendengkur. Disamping penyebab lain seperti kelebihan berat badan dan konsumsi alkohol dan obat-obatan.
Ada beberapa tingkatan mendengkur dari mulai ringan sampai berat, tingkatan ini secara tidak langsung dapat menunjukkan masalah kelainan tidur lebih serius yang menyebabkan penderita berhenti bernapas dalam beberapa detik dan dikaitkan dengan tekanan darah tinggi dan stroke.
Pengobatan melalui operasi dan non operasi dapat dilakukan untuk menyembuhkan kondisi ini. Pengobatan non operasi biasa dilakukan dengan memasukkan decongestan nasal secara oral atau digunakan sebagai obat tetes hidung untuk melicinkan tenggorokan.
Untuk menghentikan kebiasaan mendengkur, ada sejumlah cara alami yang bisa dilakukan.
Pertama, mengubah posisi tidur. Mendengkur terjadi ketika langit-langit, tekak, lidah, tonsil atau otot di belakang tenggorokan saling bersentuhan satu sama lain sehingga menimbulkan suara getar selama tidur. Bunyi dengkuran muncul ketika posisi tidur telentang sehingga lidah tertarik ke belakang dan aliran udara mengalami penyempitan. Karena itu, cobalah merubah posisi tidur menjadi menyebelah agar terhindar dari mendengkur.
Kedua adalah turunkan minimal 10 persen dari berat badan. Orang yang kelebihan berat badan emiliki jaringan leher yang tebal yang memungkinkan munculnya resiko mendengkur.
Ketiga, hindari alkohol dan obat penenang. Apapun jenis obat penenang seperti pil tidur atau alkohol dosis rendah dapat menjadi penyebab mendengkur karena kecenderungan menekan pernapasan.
Keempat adalah menghirup uap air sebelum tidur. Hidung tersumbat juga dapat menyebabkan mendengkur. Salah satu cara membebaskan hidup tersumbat adalah menghirup dalam-dalam uap air melalui hidup sebelum tidur atau meletakan handuk yang telah dicelupkan pada air hangat dan menghirup uapnya untuk menghilangkan lendir penyebab hidup tersumbat.
Kelima adalah cobalah obat semprot nasal. Penelitian menunjukkan obat nasal semprot dapat menyembuhkan penyumbatan sehingga dapat terhindar dari resiko mendengkur karena memungkinkan lubang hidung terbuka lebar. (Tri Wahyuni)
Sumber :
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=130198
0 comments:
Posting Komentar